saya

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

kamu


Laporan Sistem Produksi VI (Material Requirement Planning)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

      Seringnya terjadi perubahan rencana produksi pada setiap periode pemesanan serta adanya komponen -komponen yang masih dipesan dari luar perusahaan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri akan menyebabkan timbulnya masalah dalam hal penanganan material yang merupakan salah satu faktor yang menunjang aktifitas produksi .
      Urutan-urutan produksi yang cukup panjang menyebabkan saat kebutuhan serta jumlah untuk setiap jenis komponen berbeda -beda menurut ketergantungan jenis komponen serta dengan la innya. Hal ini menyebabkan timbulnya masalah dalam merencanakan kebutuhan material. Dan begitu juga halnya dalam pembuatan produk Comfort Taxi, kita harus bisa mengendalikan dan memecahkan masalah-masalah tersebut di atas. Untuk itu perlu dikembangkan suatu sistem Material Requirement Planning (MRP) sehingga mampu menunjang kelancaran produksi Comfort Taxi serta dapat memenuhi jadwal pemesanan barang yang dipesan sesuai dengan kontrak yang disepakati.

Laporan Sistem Produksi V (Iventory)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

      Persediaan dapat didefinisikan sebagai barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada periode yang akan datang. Persediaan juga dapat disebut sumber daya menganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut (Broto , 2001).
      Keberadaan barang persediaan ( inventory) dalam aktivitas industri tidak dapat dihindari. Keberadaan inventory di suatu pihak merupakan pemborosan (waste) sehingga dapat dikatakan sebagai suatu beban (lialibility) yag harus dihilangkan, tetapi di lain pihak sangat diperlukan untuk menjamin kelancaran pemenuhan permintaan, sebab bila tidak ada inventori maka kebutuhan tidak akan terpenuhinya dan hal ini akan menimbulkan kerugian baik yang berupa, misalnya keuntungan yang bisa di raih, menganggurnya mesin dan peralatan (tangble cost), oleh sebab itu keberadaan inventory perlu diolah sedemikian rupa sehingga diperoleh kinerja yang optimal, bila barang yang dibutuhkan semakin penting, maka semakin tinggi pula tingkat urgensi pengolahannya.
       Sebagai sumber daya yang menganggur, menurut Modern (1983), keberadaan inventori dapat dipandang sebagai pemborosan (waste) dan ini berarti beban dari suatu unit usaha dalam bentuk ongkos Yang lebih tinggi. Oleh sebab itu, keberadaanya perlu untuk dielimin asi. Bila tidak mungkin, untuk mengeliminasi maka keberadaanya harus diminimalkan namun tetap menjamin kelancaran pemenuhan permintaan pemakainya. Idealnya adalah tidak ada perlu inventory namun semua kebutuhan pemakai tetap dapat dipenuhi pad a saat dibutuhkan.

    Bagi anda yang memerlukan Contoh  Laporan Sistem Produksi V (Iventory) silakan download di bawah ini:

1. Download Bab I
2. Download Bab II
3. Download Bab III
4. Download Bab IV
5. Download Bab V

Laporan Sistem Produksi IV (Line Balancing)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pendahulan

      Keseimbangan lintasan merupakan masalah yang banyak dihadapi oleh industri perakitan. Untuk memecahkan suatu masalah kese imbangan lintasan dengan metode ini membutuhkan waktu komputasi yang lama. Disamping itu untuk persoalan yang berbeda, maka penyelesaiannya harus dimulai dari tahap awal sehingga dibutuhkan waktu yang lama.
      Perencanaan dan pengaturan yang tidak tepat akan menyebabkan setiap stasiun kerja memiliki kecepatan yang berbeda. Hal ini akan berakibat lintas perakitan tersebut tidak efisien karena terjadinya penumpukan material ( bootle neck) maupun produk setengah jadi di antara stasiun kerja yang tidak seimbang kecepatan produksinya. Selain itu akan timbul efek lain, seperti adanya biaya yang tidak perlu serta efek psikologis yang kurang baik bagi para pekerja.

Laporan Sistem Produksi III (Agregate Planning)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

      Kata agregat tersebut menyatakan bahwa rencana dibuat pada tingkat kasar untuk memenuhi total kebutuhan semua produk yang akan dihasilkan (bukan per - individu produk) dengan menggunakan sumber daya yang ada. Dalam sistim manufaktur, faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pembuatan perencanaan agregat

Laporan Sistem Produksi II (Assembly)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

       Peta-peta kerja merupakan alat sistematis dan jelas, karena peta -peta kerja menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami bahan baku mengenai urutan-urutan kegiatan dari awal sampai menjadi produk jadi. Setelah melakukan proses perakitan maka kita dapat mengamati masalah -masalah yang timbul pada suatu aktivitas produksi.
       Pada proses produksi suatu produk, operator harus mengetahui proses produksi secara sistematis apa yang dialami oleh bahan mulai dari aw al masuk bahan baku sampai bahan tersebut menjadi produk jadi. Dalam hal ini operator dituntut ketelitian dalam melaksanakan pekerjaan sehingga hasil yang didapatkan lebih efektif dan efesien. Pengukuran waktu kerja merupakan suatu cara untuk menentukan lamanya waktu kerja yang dibutuhkan oleh operator yang terlatih dan memiliki kualifikasi yang baik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

Entri Populer

Total Tayangan Halaman

Mengenai Saya

Foto saya
Rupat island, bengkalis, Indonesia
sucses is my right

TUKAR LINK

Copy Paste HTML ini di Blog Anda

fairus

NurCell

Photobucket